This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
Rabu, 04 Juni 2014
Kemasan Biodegradable
Rabu, Juni 04, 2014
pujopijeh's
No comments
KEMASAN BIODEGRADABLE
Kemasan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam melindungi produk dari kerusakan. Menurut Syarief (1988) ada lima syarat yang dibutuhkan kemasan yaitu penampilan, perlindungan, fungsi, bahan dan biaya, serta penanganan limbah kemasan. Saat ini terdapat beberapa bahan yang digunakan sebagai kemasan, diantaranya adalah jenis plastik, kertas, fibreboard, gelas, tinplate, dan aluminium.
Dari beberapa jenis bahan kemasan tersebut, pastik merupakan jenis yang paling banyak digunakan. Hal ini dikarenakan keunggulan yang dimiliki plastik dibandingkan bahan lain. Beberapa keunggulan plastik diantaranya adalah mempunyai sifat mekanik yang baik (kuat), merupakan barrier yang baik terhadap air maupun udara, harganya murah, ringan dibandingkan bahan lain, berbentuk lembaran sehingga dapat dibuat kantong, dan kemudahan dalam proses serta aplikasinya. Di sisi lain plastik juga memiliki kelemahan yaitu menimbulkan penumpukan sampah yang banyak. Hal ini dikarenakan material plastik tidak dapat diaur ulang secara alami dengan cepat. Butuh 300-500 tahun agar bisa terdekomposisi atau terurai sempurna. Membakar plastik juga bukan pilihan baik, karena plastik yang tidak sempurna terbakar, di bawah 800 derajat Celsius, akan membentuk dioksin. Senyawa inilah yang berbahaya (Vedder, T. 2008).
Plastik yang banyak digunakan merupakan plastik yang berbahan dasar dari minyak bumi. Padahal keberadaan dari minyak bumi tersebut sekarang kian menipis. Disisi lain, penggunaan minyak bumi juga mnenyebabkan dampak lingkungan berupa pemanasan global. Plastik yang berbahan dasar minyak bumi tidak dapat terurai secara alami oleh mikroba di dalam tanah, sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu dibuthkan suatu kemasan yang biodegradable, yaitu mampu didaur ulang secara alami oleh mikroba dalam tanah. Menurut Krochta, J.M., (1997), boidegradable artinya harus sepenuhnya terdegradasi oleh mikroba yang ada dalam tanah dan hanya menghasilkan senyawa berupa karbondioksida, air, gas methan, serta cell biomass.
Plastik biodegradable merupakan plastik yang dapat terdegradasi secara alami dan biasanya berbahan dasar material organik, misalnya pati. Pati dapat dihasilkan dari berbagai komoditas seperti singkong, ketela rambat, talas, dan berbagai jenis umbi-umbian lain. Plastik yang terbuat dari polimer alami berupa pati dikenal sebagai PLA (poly Lactic Acid). Menurut Flieger et al. (2003), terdapat tiga cara untuk membuat plastik biodegradable dari pati, yaitu mencampur pati dengan plastik sintetic dalam jumlah kecil (sekitar 10-20%), mencampur pati dengan hasil samping minyak bumi misalnya PCL dengan jumlah 50%, dan mencampur pati dengan bahan tambahan lain berupa bahan organik yang digunakan sebagai plasticizer. Plasticizer ditambahakan untu memperoleh sifat plastik yang lebih baik, yaitu untuk mengurangi sifat rigid polimer.
Pati yang potensial untuk dikembangkan sebagai bahan pembuat plastik biodegradable (PLA) di Indonesia adalah pati yang berasal dari singkong (Manihot utilisima). Hal ini karena keberadaan singkong yang melimpah di Indonesia, namun pemanfaatannya belum banyak yang menguntungkan. Dalam pembuatan PLA, singkong digunakan sebagai sumber glukosa. Hal ini dikarenakan dalam pembuatannya PLA menggunakan proses fermentasi dan akan menghasilkan asam laktat. Asam laktat digunakan sebagai bahan untuk selanjutnya dilakukan proses esterifikasi asam laktat dan pencetakan.
Terdapat lima langkah dalam proses pembuatan palstik biodegradable (PLA) berbahan dasar pati yaitu ekstraksi, hidrolisis. Fermentasi, esterifikasi dan pembentukan polimer, serta proses pencetakan plastik. Proses pertama yang harus dilakukan adalah ekstraksi pati dari singkong. Mula-mula singkong dikupas dan dibersihkan dari kotorannya, lalu singkong hasil tadi dihancurkan. Kemudian hancuran tersebut diperas (diambil ekstraknya), sehingga didapatkan pati yang masih tercampur dengan air. Selanjutnya pati tersebut diendapkan dan hasil endapan kemudian dikeringkan sehingga menghasilkan pati singkong (Tapioka).
Proses selanjutnya yaitu hidrolisis pati. Menurut Gaman dan Sherington (1981), hidrolisis adalah pemecahan kimia suatu molekul karena pengikatan air, sehingga menghasilkan molekul-molekul yang lebih kecil. Hasil dari hidrolisis pati pada proses ini adalah glukosa. Glukosa tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai bahan dasar proses selanjutnya yaitu fermentasi. Fermentasi glukosa ini dilakukan dengan bantuan bakteri asam laktat, sehingga dihasilkan produk berupa asam laktat (IUPAC: 2-hydroxypropanoic acid).fermentasi dapat digolongkan berdasarkan jenis bakteri yang digunakan yaitu metode heterofermentatif dan metode homofermentatif. Metode homofermentatif mampu menghasilkan asam laktat diatas 90% sehingga metoda ini lebih banyak digunakan dalam industri (Hofvendahl dan Hahn–Hägerdal, 2000) . Dalam proses Asam laktat tersebut kemudian diproses lebih lanjut melalui proses esterifikasi dan polimerisasi.
Polimerisasi asam laktat terdiri dari tiga metode yaitu metode polikondensasi langsung, metode polikondensasi azeotropik, dan metode Ring Opening Polymerization. Metode polikondensasi langsung hanya menghasilkan polimer dengan bobot molekul yang kecil, sehingga sifat bahan getas. Bobot molekul ini dapat ditingkatkan dengan penambahan coupling atau esterification promoting agent yang berfungsi untuk memperpanjang ikatan kimia. Kelemhan proses ini adalah biaya yang terlalu mahal karena proses ini mambutuhkan tahapan yang banyak dan rumit, sehingga waktu kerjanya juga lama.
Mtode polimerisasi asam laktat yang berikutnya yaitu metode polikondensasi azeotropik yang merupakan pengembangan dari metode polikondensasi langsung. Polimer yang dihasilkan dari metode azeotropik memiliki bobot molekul yang labih tinggi dibandingkan polimer dari proses polimerisasi kondensasi langsung. Dalam proses dengan metode azeotropik digunakan pelarut seperti xilena, eter, maupun klorobenzena. Pelarut tersebut berfungsi untuk mampercepat pemisahan air dari produk yang dilakukan pada tekanan rendah.
Metode polimerisasi asam laktat yang terakhir adalah metode pembukaan cincin (Ring Opening Polimerization). Metode ini melalui tiga tahap yaitu prepolimerisasi yang menghasilkan polimer dengan bobot molekul rendah, depolimerisasi yang menghasilkan molekul siklik yaitu dimer laktida, dan polimerisasi yang menhasilkan polimer dengan bobot malekul yang tinggi.
Proses selanjutnya dalam pembuatan PLA yang merupakan tahap terakhir adalah pencetakan polimer menjadi lembaran film. Proses pembentukan ini dilakukan dengan cara yang sama seperti pencetakan plastik sintetik.
PLA memiliki keunggulan yaitu mampu terdegradasi secara alami di dalam tanah. Proses degradasi PLA terjadi melalui dua tahap yaitu tahap fragmentasi dan tahap biodegradasi. Tahap fragmentasi menghasilkan fragmen-fragmen polimer plastik. Tahap ini terjadi karena panas, air, dan sinar matahari. sedangkan tahap biodegradable merupakan tahap penghancuran plastik secara alami oleh bakteri dan menghasilkan karbondioksida, air, dan cell biomass.
PLA mampu digunakan dalam berbagai aplikasi. Misalnya dalam kesehatan PLA digunakan sebagai pembungkus kapsul dan benang jahit saat operasi, dalam bidang tekstil PLA digunakan sebagai bahan pembuat kaos dan tas. PLA jug dapat digunakan sebagai pengemas sayur, buah, dan daging yaitu PLA yang berbentuk film (edible film).
BOILER (ketel uap)
Rabu, Juni 04, 2014
pujopijeh's
No comments
BOILER
Menurut Djokosetyardj M.J (1990),
boiler merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan uap/steam untuk berbagai keperluan. Jenis
air dan uap air sangat dipengaruhi oleh tingkat efisiensi boiler itu sendiri.
Pada mesin boiler, jenis air yang digunakan harus dilakukan demineralisasi
terlebih dahulu untuk mensterilkan air yang digunakan, sehingga pengaplikasian
untuk dijadikan uap air dapat dimaksimalkan dengan baik. Untuk mendapatkan
efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan komponen economizer untuk meningkatkan efisiensi dari uap air yang
dihasilkan.
Air di dalam boiler dipanaskan oleh
panas dari hasil pembakaran bahan bakar (sumber panas lainnya) sehingga terjadi
perpindahan panas dari sumber panas tersebut ke air yang mengakibatkan air
tersebut menjadi panas atau berubah wujud menjadi uap. Air yang lebih panas
memiliki berat jenis yang lebih rendah dibanding dengan air yang lebih dingin,
sehingga terjadi perubahan berat jenis air di dalam boiler. Air yang memiliki
berat jenis yang lebih kecil akan naik, dan sebaliknya air yang memiliki berat
jenis yang lebih tinggi akan turun ke dasar.
Uap air panas yang dihasilkan dari
boiler sangat penting karena memiliki kemampuan seperti menyimpan dan
membebaskan energi panas yang besar, pindah panas yang cepat, bersih, mudah
disalurkan kemana saja, suhunya stabil sesuai tekanan, dan mudah diatur sehingga
tidak over heating. Selanjutnya uap
air yang dihasilkan boiler ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan dalam
bidang industri seperti untuk pembangkit tenaga dengan cara mengalirkan uap
panas sehingga mengerakkan turbin atau dapat juga digunakan untuk sterilisasi
karena uap panas yang dihasilkan juga memiliki tekanan yang tinggi.
Boiler memiliki 3 sistem pengolahan
yaitu terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk
boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan
untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler.
Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan
sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau
tekanan. Sistem bahan bakar adalah
semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan
panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar
tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem (Anonim, 2006).
Boiler dapat dibagai menjadi
beberapa jenis berdasarkan bahan bakar yang digunakan, berdasarkan mekanisme
fluida, berdasarkan tekanan, dan berdasarkan sirkulasi. Berdasarkan bahan bakar
yang digunakan boiler dibagi menjadi 3 jenis yaitu boiler bahan bakar padat,
misalnya boiler yang digunakan pada industri penghasil gula dari tebu. Bahan
bakar yang digunakan berupa bahan tebu. Bahan tebu merupakan bahan sampingan
dari proses pengolahan tebu menjadi gula pasir. Kedua yaitu boiler bahan bakar
cair, misalnya boiler yang digunakan pada industri penghasil gula semut yang
ada di lapangan praktikum Leuwikopo_IPB Dramaga. Bahan bakar yang digunakan berupa
bahan bakar solar. Ketiga boiler berbahan bakar gas. Gas yang digunakan dapat
berupa LPG. Keempat, yaitu boiler listrik dimana boiler jenis ini menggunakan
listrik sebagai sumbernya.
Menurut Febriantara (2008), berdasarkan
mekanisme fluida yang digunakan, jenis mesin boiler ada dua, yaitu mesin boiler
pipa api (Water Tube Boiler) dan
mesin boiler pipa air (Fire Tube Boiler).
1. Fire Tube
Boiler
Pada fire tube boiler, gas
panas melewati pipa-pipa dan air umpan boiler ada didalam shell untuk
dirubah menjadi steam. Fire tube boilers biasanya digunakan untuk
kapasitas steam yang relative kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang.
Sebagai pedoman, fire tube boilers kompetitif untuk kecepatan steam
sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan sampai 18 kg/cm2. Fire tube boilers
dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau bahan bakar padat dalam
operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube boilers dikonstruksi
sebagai “paket” boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan bakar.
2. Water Tube Boiler
Pada water tube boiler, air
umpan boiler mengalir melalui pipa-pipa masuk ke dalam drum. Air yang
tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk steam pada daerah uap dalam
drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi
seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga. Water tube boiler yang
sangat modern dirancang dengan kapasitas steam antara 4.500 – 12.000 kg/jam,
dengan tekanan sangat tinggi. Banyak watertube boilers yang dikonstruksi
secara paket jika digunakan bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water
tube yang menggunakan bahan bakar padat, tidak umum dirancang secara paket.
Karakteristik water tube boiler sebagai
berikut:
-
Forced, induced dan balanced draft membantu
untuk meningkatkan efisiensi pembakaran.
-
Kurang toleran terhadap kualitas air yang dihasilkan
dari plant pengolahan air.
-
Memungkinkan untuk tingkat efisiensi panas yang lebih
tinggi.
Prinsip kerja dari boiler pipa api
ini adalah gas panas dari hasil pembakaran dialirkan melalui sebuah pipa dimana
disekeliling pipa terdapat air sehingga gas panas tersebut memanaskan air yang
terdapat di dalam boiler secara konduksi panas sehingga terbentuk uap panas.
Uap (steam) yang dihasilkan oleh boiler pipa air ini memiliki tekanan dan
kapasitas yang rendah. Prinsip kerja dari boiler pipa air ini adalah air
dilewatkan melalui pipa kemudian pipa tersebut dipanaskan dengan cara dibakar
dengan api sehingga air berubah menjadi uap air. Uap yang dihasilkan boiler
pipa air ini memiliki tekanan dan kapasitas yang lebih tinggi.
Boiler pipa api dan boiler pipa air
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Keuntungan boiler pipa api
adalah proses pemanasan yang mudah dan cepat dan tidak membutuhkan setting khusus, investasi awal yang
lebih murah karena harga boiler jenis ini lebih murahj daripada boiler pipa
air, bentuknya lebih compact dan portable, dan tidak membutuhkan area yang
besar untuk 1 HP boiler. Namun demikian boiler pipa api memiliki beberapa
kekurangan seperti tekanan operasi steam terbatas untuk tekanan rendah 18 bar,
kapasitas steam relative kecil (13.5 TPH) jika dibandingkan dengan boiler pipa
air, tempat pembakarannya sulit dijangkau untuk dibersihkan, diperbaiki, dan
diperiksa kondisinya, serta nilai effisiensinya rendah karena banyak energi
kalor yang terbuang langsung menuju stack.
Adapun kelebihan penggunaan boiler
pipa air yakni kapasitas steam yang
besar sampai 450 THP, tekanan operasi mencapai 100 bar, nilai effisiensi yang
relatif besar, dan perawatan yang lebih mudah karena tungku mudah dijangkau
untuk melakukan pemeriksaan, pembersihan, dan perbaikan.. Sedangkan
kekurangannya yakni proses konstruksi yang lebih detail, investasi awal
relativemahal karena harga boiler pipa air lebih mahal daripada boliler pipa
api, lebih sulit dalam penangann air yang masuk karena komponen pendukungnya
yang sensitif, dan membutuhkan tempat yang lebuh luas karena kemampuannya dalam
menghasilkan kapasitas steam yang
lebih besar (Djokosetyardjo, 1990)
Berdasarkan tekanan yang dihasilkan
boiler dibagi menjkadi 2 jenis yakni boiler tekanan rendah (Low Preassure) dan boiler tekanan tinggi
(High Preassure). Boiler tekanan
rendah memiliki tekanan steam operasi kurang dari 15 psig atau menghasilkan
panas dengan tekanan dibawah 160 psig atau temperature dibawah 2500F.
Boiler tekanan tinggi memiliki tekan steam operasi diatas 15 psig atau
menghasilkan air panas dengan tekanan di atas 160 psig atau temperature di atas
2500F. Berdasarkan sirkulasi air boiler dibagi menjadi 2 yaitu
boiler sirkulasi alami dan boiler sirkulasi paksa. Berikut tabel perbedaan
jenis-jenis boiler.
Tabel 1.1.
Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan tipe pipa.
No.
|
Tipe Boiler
|
Keuntungan
|
Kerugian
|
1
|
Fire Tube
|
Proses
pemasangan mudah dan cepat, Tidak membutuhkan setting khusus
|
Tekanan
operasi steam terbatas untuk tekanan rendah 18 bar
|
Investasi
awal boiler ini murah
|
Kapasitas steam
relatif kecil (13.5 TPH) jika diabndingkan dengan water tube
|
||
Bentuknya
lebih compact dan portable
|
Tempat
pembakarannya sulit dijangkau untuk dibersihkan, diperbaiki, dan diperiksa
kondisinya.
|
||
Tidak
membutuhkan area yang besar untuk 1 HP boiler
|
Nilai
effisiensinya rendah, karena banyak energi kalor yang terbuang langsung
menuju stack
|
||
2
|
Water Tube
|
Kapasitas steam
besar sampai 450 TPH
|
Proses
konstruksi lebih detail
|
Tekanan
operasi mencapai 100 bar
|
Investasi
awal relatif lebih mahal
|
||
Nilai
effisiensinya relatif lebih tinggi dari fire tube boiler
|
Penanganan
air yang masuk ke dalam boiler perlu dijaga, karena lebih sensitif untuk
sistem ini, perlu komponen pendukung untuk hal ini
|
||
Tungku
mudah dijangkau untuk melakukan pemeriksaan, pembersihan, dan perbaikan.
|
Karena
mampu menghasilkan kapasitas dan tekanan steam yang lebih besar, maka
konstruksinya dibutuhkan area yang luas
|
||
(Febriantara, 2008)
Tabel 1.2. Keuntungan dan kerugian
boiler berdasarkan bahan bakar.
No.
|
Tipe Boiler
|
Keuntungan
|
Kerugian
|
1
|
Solid Fuel
|
Bahan baku
mudah didapatkan.
|
Sisa
pembakaran sulit dibersihkan
|
Murah
konstruksinya.
|
Sulit
mendapatkan bahan baku yang baik.
|
||
2
|
Oil Fuel
|
Sisa
pembakaran tidak banyak dan lebih mudah dibersihkan.
|
Harga
bahan baku paling mahal.
|
Bahan
bakunya mudah didapatkan.
|
Mahal
konstruksinya.
|
||
3
|
Gaseous
Fuel
|
Harga
bahan bakar paling murah.
|
Mahal
konstruksinya.
|
Paling
baik nilai effisiensinya.
|
Sulit
didapatkan bahan bakunya, harus ada jalur distribusi.
|
||
4
|
Electric
|
Paling
mudah perawatannya.
|
Paling
buruk nilai effisiensinya.
|
Mudah
konstruksinya dan mudah didapatkan sumbernya.
|
Temperatur
pembakaran paling rendah.
|
||
(Febriantara, 2008)
Tabel 1.3. Keuntungan dan kerugian
boiler berdasarkan kegunaan.
No.
|
Tipe Boiler
|
Keuntungan
|
Kerugian
|
1
|
Power
Boiler
|
Dapat
menghasilkan listrik dan sisa steam dapat menjalankan proses industri.
|
Konstruksi
awal relatif mahal.
|
Steam yang
dihasilkan memiliki tekanan tinggi
|
Perlu
diperhatikan faktor safety.
|
||
2
|
Industrial
Boiler
|
Penanganan
boiler lebih mudah.
|
Steam yang
dihasilkan memiliki tekanan rendah.
|
Konstruksi
awal relatif murah.
|
|||
3
|
Commercial
Boiler
|
Penanganan
boiler lebih mudah.
|
Steam yang
dihasilkan memiliki tekanan rendah.
|
Konstruksi
awal relatif murah.
|
|||
4
|
Residential
Boiler
|
Penanganan
boiler lebih mudah.
|
Steam yang
dihasilkan memiliki tekanan rendah.
|
(Febriantara, 2008)
Tabel 1.4.
Keuntungan dan kerugian boiler berdasarkan konstruksi.
No.
|
Tipe Boiler
|
Keuntungan
|
Kerugian
|
1
|
Package
Boiler
|
Mudah pengirimannya.
|
Terbatas
tekanan dan kapasitas kerjanya.
|
Dibutuhkan
waktu yang singkat untuk mengoprasikan setelah pengiriman.
|
Komponen-komponen
boiler tergantung pada produsen boiler.
|
||
2
|
Site
Erected Boiler
|
Tekanan
dan kapasitas kerjanya dapat disesuaikan keinginan.
|
Sulit
pengirimannya, memakan biaya yang mahal.
|
Komponen-komponen
boiler dapat dipadukan dengan produsen lain.
|
Perlu
waktu yang cukup lama setelah boiler berdiri, setelah proses pengiriman.
|
(Febriantara, 2008)
Tabel 1.5. Keuntungan
dan kerugian boiler berdasarkan tekanan kerja.
No.
|
Tipe Boiler
|
Keuntungan
|
Kerugian
|
1
|
Low
Pressure
|
Tekanan
rendah sehingga penanganannya tidak terlalu rumit
|
Tekanan
yang dihasilkan rendah, tidak dapat membangkitkan listrik.
|
Area yang
dibutuhkan tidak terlalu besar, dan biaya konstruksi tidak lebih mahal dari high
pressure boiler
|
|||
2
|
High
Pressure
|
Tekanan
yang dihasilkan tinggi sehingga dapat membangkitkan listrik dan sisanya dapat
didaur ulang untuk mengoprasikan proses industri
|
Tekanan
tinggi sehingga penanganannya perlu diperhatikan aspek keselamatannya.
|
(Febriantara, 2008)
Tabel 1.6. Keuntungan
dan kerugian boiler berdasarkan pembakaran.
No.
|
Tipe Boiler
|
Keuntungan
|
Kerugian
|
1
|
Stoker Combustion
|
Konstruksinya
relatif sederhana.
|
Limbah
yang diproduksi pembakaran lebih banyak
|
Panas yang
dihasilkan kurang merata jika tidak ada komponen pendukung.
|
|||
Effisiensi
relatif rendah
|
|||
2
|
Pulverized
|
Efisiensi
relatif tinggi
|
Konstruksinya
rumit dan membutuhkan dana investasi yang mahal.
|
Proses
pembakaran lebih merata pada tungku pembakaran.
|
|||
3
|
Fluidized
Bed
|
Efisiensi
relatif tinggi
|
Konstruksinya
rumit dan membutuhkan dana investasi yang mahal.
|
Suhu
pembakaran tidak mencapai suhu 1000 0C sehingga tidak menimbulkan
NOX
|
|||
4
|
Firing
|
Limbah
yang diproduksi pembakaran lebih sedikit
|
Konstruksi
relatif rumit, perlu nozzle.
|
Panas yang
dihasilkan lebih merata
|
|||
Effisiensi
relatif lebih baik
|
(Febriantara, 2008)
Tabel 1.7. Keuntungan
dan kerugian boiler berdasarkan material.
No.
|
Tipe Boiler
|
Keuntungan
|
Kerugian
|
1
|
Steel
|
Kuat dan
tahan lama.
|
Biaya
relatif mahal.
|
Dapat
dialiri steam untuk tekanan tinggi.
|
Konstruksi
lebih rumit.
|
||
2
|
Cast Iron
|
Biaya
relatif murah.
|
Rentan dan
mudah rusak.
|
Konstruksi
lebih sederhana.
|
Dapat
dialiri steam untuk tekanan yang terbatas.
|
(Febriantara, 2008)
Menurut Anonim (2011), boiler
terdiri dari beberapa bagian yaitu fumace,
steam drum, superhetaer, air heater, economizer, safety valve, blowdown valve.
- Fumace, merupakan tempat pembakaran bahan bakar. Adapun
bagian-bagian dari fumace adalah refractory,
ruang perapian, burner, exhaust for flue
gas, charge and discharge door.
- Steam Drum, merupakan tempat penampungan
air panas dan pembangkitan steam. Steam masih bersifat jenuh (saturated steam). Selain itu steam drum juga berfungsi untuk
memisahkan uap dan air yang dipisahkan di ruang bakar (fumace), mengatur kualitas air boiler dengan membuang
kotoran-kotaran terlarut di dalam boiler melalui continuous blowdown,
mengatur permukaan air sehingga tidak terjadi kekurangan saat boiler beroperasi
yang dapat menyebabkan overheating
pada pipa boiler.
- Team drum terdiri dari feed pipe, chemical pipe, sampling pipe,
baffle pipe, separator, scrubber, dryer, dan dry box. Perlu diperhatikan agar level air di dalam drum tetap
dijaga (agar tetap konstan) agar selalu setengah dari tinggi drum sehingga
banyaknya air pengisi yang masuk ke steam drum harus sebanding dengan banyaknya
uap yang meninggalkan drum.
- Superheater, merupakan tempat
pengeringan steam dan siap dikirim melalui main
steam pipe dan siap untuk mengerakkan
turbin uap atau menjalankan proses industri.
- Air Heater, merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk
memanaskan udara luar yang diserap untuk meminimalisai udara yang lembab yang
akan masuk ke dalam tungku pembakaran.
- Economizer, merupakan ruangan pemanas yang digunakan untuk
memanaskan air dari air yang terkondensai dari sitem sebelumnya maupun air
umpan baru.
- Safety Valve, merupakan saluran buang
steam jika terjadi keadaan dimana tekanan steam
melebihi kemampuan boiler menahan tekanan steam.
- Blowdown Valve, merupakan saluran yang berfungsi membuang endapan
yang berada di dalam pipa steam.
Menurut
Payne dan Richard (1999), untuk meningkatkan efisiensi dari boiler dapat
dilakukan beberapa langkah berikut : membersihkan permukaan pipa yang kontak
langsung dengan udara panas, membersihkan permukaan pipa yang kontak denagn air
denagn cara menyemburkan air panas keluar (blow
down), menambahakan bahan kimia,
serta menghilangkan kesadahan air yang digunakan dengan penambahan kapur+soda
atau ion exchange resin. Perlu
diperhatikan agar air umpan boiler harus memenuhi spesifikasi yang telah
ditentukan agar tidak menimbulkan masalah-masalah pada pengoperasian boiler.
Air tersebut
harus bebas dari mineral-mineral yang tidak diinginkan serta pengotor-pengotor
lainnya yang dapat menurunkan efisiensi kerja dari boiler. Jika hal ini tidak
dipenuhi maka akan menyebabkan masalah yang berkaitan dengan kinerja dan
kualitas uap yang dihasilkan. Masalah-masalah tersebut dapat berupa terjadinya
pembentukkan kerak, peristiwa korosi, pembentukkan deposit, dan terbawanya uap
(steam carryover).
Boiler
banyak digunakan untuk mengerakkan mesin-mesin produksi yang ada di industri.
Misalnya pada industri pengolahan tebu menjadi gula pasir. Jenis boiler yang
digunakan pada umumnya adalah jenis boiler yang menggunakan bahan bakar padat
yakni bagas tebu dan digunakan juga dalam industri penghasil gula semut. Adapun
jenis boiler yang digunakan adalah boiler pipa air denagn bahan bakar cair
beruba solar.
DAFTAR
PUSTAKA :
Anonim. 2006. Peralatan Energi Panas:
Boiler &PemanasFluidaTermis. UNEP.
Djokosetyardjo,
Ir. MJ. 1990. Ketel Uap.
Jakarta:Pradnya Paramita.
Djokosetyardjo,M.J. 1990. Penjelasan Lebih Lanjut Tentang Ketel Uap. P.T.
Pradya Paramitha. Jakarta
Febriantara, Aris. 2008. Klasifikasi
Mesin Boiler. Jakarta.
Payne, F. William dan Richard E.
Thompson. 1999. Efficient Boiler Operations Sourcebook. United State of
America: The Fairmont Press, Inc