Selasa, 05 Juni 2012


Banyak hama yang terdapat digudang yang dapat menuunkan kualitas suatu bahan yang disimpan digudang. Hama tersebut antara lain fungi, rodensia, actinomycetes, fungus, kutu, inseksida, dan hama lainnya. Hama gudang yang paling sering ditemui yaitu hama tikus. banyak kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh hama tikus, misalnya akibat dari kotoran tikus, maka secara otomatis mutu dari bahan yang terkena kotoran tersebut akan menurun. Selain itu kerusakan akibat dimakannya ssuatu komoditi juga menjadi masalah yang serius. Oleh karena itu diperlukan suatu usaha untul mengatasi hama tikus. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hama tikus, misalnya dengan melalui pengendalian kimiawi. Cara ini dilakukan dengan menaruh senyawa kimia beracun pada makanan yang diajdikan sebagai umpan tikus. Adapun bahan kimia yang dapat dipakai antara lain adalah rodensida akut dan rodentisida kronis (anti koagulan). Efek yang diberikan dari rodensida akut yaitu langsung membunuh sasaran, sedangkan pada rodensida kronis, racun tidak langsung meracuni sasaran, tetapi akan membentuk koagulan pada tubuh sasaran terlebih dahulu. Pada pengendalian kimiawi ini, racun tidak boleh diletakkan secara terus menerus, tetapi diberikan secara berkala dan diletakkan hanya pada jalur penting, misalnya jalur masuknya tikus. adapun kelemahan dari cara ini yaitu :
1.    Adanya keengganan makan umpan oleh tikus
2.    Diperlukan waktu yang lama untuk tikus dapat memakan umpan
3.    Bahaya bagi manusia dan hewan piaraan
4.    Berhasil hanya jika dibarengi oleh sanitasi yang baik
Adapun sanitasi yang dapat dilakukan yaitu meliputi :
1.    Pembersihan sisa makanan (stock)
2.    Rotasi stock
3.    Mengosongkan pada area yang menjadi tempat kerusakan

PENGERINGAN BAHAN DALAM INDUSTRI

Teknologi pemrosesan bahan pangan terus berkembang dari waktu ke waktu. Perkembangan teknologi ini didorong oleh kebutuhan pangan manusia yang terus meningkat yang diakibatkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk dunia. Pada saat yang sama, luas lahan penghasil bahan pangan makin menyempit. Hal tersebut menyebabkan dibutuhkannya teknologi-teknologi pemrosesan pangan yang mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk makanan; salah satunya adalah teknologi pengeringan bahan makanan.
Pengeringan adalah suatu peristiwa perpindahan massa dan energi yang terjadi dalam pemisahan cairan atau kelembaban dari suatu bahan sampai batas kandungan air yang ditentukan dengan menggunakan gas sebagai fluida sumber panas dan penerima uap cairan (Sumber: Treybal, 1980).
Pengeringan makanan memiliki dua tujuan utama. Tujuan pertama adalah sebagai sarana pengawetan makanan. Mikroorganisme yang mengakibatkan kerusakan makanan tidak dapat berkembang dan bertahan hidup pada lingkungan dengan kadar air yang rendah. Selain itu, banyak enzim yang mengakibatkan perubahan kimia pada makanan tidak dapat berfungsi tanpa kehadiran air (Sumber : Geankoplis, 1993). Tujuan kedua adalah untuk meminimalkan biaya distribusi bahan makanan karena makanan yang telah dikeringkan akan memiliki berat yang lebih rendah dan ukuran yang lebih kecil.
Pengeringan merupakan proses penghilangan sejumlah air dari material. Dalam pengeringan, air dihilangkan dengan prinsip perbedaan kelembaban antara udara pengering dengan bahan makanan yang dikeringkan. Material biasanya dikontakkan dengan udara kering yang kemudian terjadi perpindahan massa air dari material ke udara pengering.
Dalam beberapa kasus, air dihilangkan secara mekanik dari material padat dengan cara di-press, sentrifugasi dan lain sebagainya. Cara ini lebih murah dibandingkan pengeringan dengan menggunakan panas. Kandungan air dari bahan yang sudah dikeringkan bervariasi bergantung dari produk yang ingin dihasilkan. Garam kering mengandung 0.5% air, batu bara mengandung 4% air dan produk makanan mengandung sekitar 5% air. Biasanya pengeringan merupakan proses akhir sebelum pengemasan dan membuat beberapa benda lebih mudah untuk ditangani.
Klasifikasi Pengeringan
Ditinjau dari pergerakan bahan padatnya, pengeringan dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengeringan batch dan pengeringan kontinyu. Pengeringan batch adalah pengeringan dimana bahan yang dikeringakan dimasukan ke dalam alat pengering dan didiamkan selama waktu yang ditentukan. Pengeringan kontinyu adalah pengeringan dimana bahan basah masuk secara sinambung dan bahan kering keluar secara sinambung dari alat pengering.
Berdasarkan kondisi fisik yang digunakan untuk memberikan panas pada sistem dan memindahkan uap air, proses pengeringan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: (Sumber: Geankoplis, 1993)
1.    Pengeringan kontak langsung
Menggunakan udara panas sebagai medium pengering pada tekanan atmosferik. Pada proses ini uap yang terbentuk terbawa oleh udara.
2.    Pengeringan vakum
Menggunakan logam sebagai medium pengontak panas atau menggunakan efek radiasi. Pada proses ini penguapan air berlangsung lebih cepat pada tekanan rendah.
3.    Pengeringan beku
Pengeringan yang melibatkan proses sublimasi air dari suatu material beku.
Mekanisme Pengeringan
Ketika benda basah dikeringkan secara termal, ada dua proses yang berlangsung secara simultan, yaitu :
1.    Perpindahan energi dari lingkungan untuk menguapkan air yang terdapat di permukaan benda padat
Perpindahan energi dari lingkungan ini dapat berlangsung secara konduksi, konveksi , radiasi, atau kombinasi dari ketiganya. Proses ini dipengaruhi oleh temperatur, kelembapan, laju dan arah aliran udara, bentuk fisik padatan, luas permukaan kontak dengan udara dan tekanan. Proses ini merupakan proses penting selama tahap awal pengeringan ketika air tidak terikat dihilangkan. Penguapan yang terjadi pada permukaan padatan dikendalikan oleh peristiwa difusi uap dari permukaan padatan ke lingkungan melalui lapisan film tipis udara
2.    Perpindahan massa  air yang terdapat di dalam benda ke permukaan
Ketika terjadi penguapan pada permukaan padatan, terjadi perbedaan temperatur sehingga air mengalir dari bagian dalam benda padat menuju ke permukaan benda padat. Struktur benda padat tersebut akan menentukan mekanisme aliran internal air.
Beberapa mekanisme aliran internal air yang dapat berlangsung :
1.    Diffusi
Pergerakan ini terjadi bila equilibrium moisture content berada di bawah titik jenuh atmosferik dan padatan dengan cairan di dalam sistem bersifat mutually soluble.
Contoh: pengeringan tepung, kertas, kayu, tekstil dan sebagainya.
2.    Capillary flow
Cairan bergerak mengikuti gaya gravitasi dan kapilaritas. Pergerakan ini terjadi bila equilibrium moisture content berada di atas titik jenuh atmosferik.
Contoh: pada pengeringan tanah, pasir, dll.
Benda padat basah yang diletakkan dalam aliran gas kontinyu akan kehilangan kandungan air sampai suatu saat tekanan uap air di dalam padatan sama dengan tekanan parsial uap air dalam gas. Keadaan ini disebut equilibrium dan kandungan air yang berada dalam padatan disebut equilibrium moisture content. Pada kesetimbangan, penghilangan air tidak akan terjadi lagi  kecuali apabila material diletakkan pada lingkungan (gas) dengan relative humidity yang lebih rendah (tekanan parsial uap air yang lebih rendah).
Batch Tray Dryer (Batch Drying)

Batch Tray Dryer
Metode batch merupakan metode tray drying yang paling sederhana. Tray dryer terdiri dari bilik pemanasan yang terbuat dari kayu atau logam-logam tertentu. Tray/kolom yang telah dimasukkan material yang ingin dikeringkan kemudian di letakkan secara bersusun dalam kolom. Setelah ruangan ditutup, maka udara panas dialirkan ke dalam ruang pemanas hingga semua bahan menjadi kering.
Udara panas yang masuk dari sebelah bawah ruang menyebabkan material yang ada kolom yang paling bawah menjadi yang paling pertama kering. Setelah tenggat waktu tertentu, tray akan dikeluarkan dan material yang telah kering diambil. Material lain yang ingin dikeringkan dimasukkan dan prosedur terjadi berulang-ulang.
Solar Dryer (Continuous Drying)

Solar Dryer
Solar drying merupakan metode pengeringan yang saat ini sering digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan makanan hasil panen. Metode ini bersifat ekonomis pada skala pengeringan besar karena biaya operasinya lebih murah dibandingkan dengan pengeringan dengan mesin. Prinsip dari solar drying ini adalah pengeringan dengan menggunakan bantuan sinar matahari. Perbedaan dari pengeringan dengan sinar matahari biasa adalah solar drying dibantu dengan alat sederhana sedemikian rupa sehingga pengeringan yang dihasilkan lebih efektif.
Metode solar drying sering digunakan untuk mengeringkan padi. Namun karena pada prinsipnya pengeringan adalah untuk mengurangi jumlah air (kelembaban) bahan, maka metode ini juga bisa diaplikasikan untuk bahan makanan lain.
Cara kerja solar dryer adalah sebagai berikut:
Bahan yang ingin dikeringkan dimasukkan ke dalam bilik yang berada pada ketinggian tertentu dari permukaan tanah. Udara sekitar masuk melalui saluran yang dibuat lebih rendah daripada bilik pemanasan dan secara otomatis terpanaskan oleh sinar matahari secara konveksi pada saat udara tersebut mengalir menuju bilik pemanasan. Udara yang telah terpanaskan oleh sinar matahari kemudian masuk kedalam bilik pemanas dan memanaskan bahan makanan. Pengeringan bahan makanan jadi lebih efektif karena pemanasan yang terjadi berasal dari dua arah, yaitu dari sinar matahari secara langsung (radiasi) dan aliran udara panas dari bawah (konveksi). (Sumber: http:// www.appropedia.org/Solar_drying)
Spray Dryer (Continuous Drying)

Spray Dryer
Metode mengeringan spray drying merupakan metode pengeringan yang paling banyak digunakan dalam industri terutama industri makanan. Metode ini mampu menghasilkan produk dalam bentuk bubuk atau serbuk dari bahan-bahan seperti susu, buah buahan, dll.
Bagian-bagian dari unit spray dryer:
•    feed pump
•    atomizer
•    Pemanas uap (air heater)
•    Pendispersi udara (air disperse)
•    drying chamber
•    recovery powder system
•    pembersih udara keluaran
Cara kerja spray dryer adalah sebagai berikut:
Pertama-tama seluruh air dari bahan yang ingin dikeringkan, diubah ke dalam bentuk butiran-butiran air dengan cara diuapkan menggunakan atomizer. Air dari bahan yang telah berbentuk tetesan-tetesan tersebut kemudian di kontakan dengan udara panas. Peristiwa pengontakkan ini menyebabkan air dalam bentuk tetesan-tetesan tersebut mengering dan berubah menjadi serbuk. Selanjutnya proses pemisahan antara uap panas dengan serbuk dilakukan dengan cyclone atau penyaring. Setelah di pisahkan, serbuk kemudian kembali diturunkan suhunya sesuai dengan kebutuhan produksi. (Sumber: http://www.niro.com/NIRO/CMSDoc.nsf /WebDoc/ndkk5hmc6zSprayDryersSprayDryers)
vvvvv

Senin, 04 Juni 2012

LIMBAH B3


Limbah B3 merupakan limbah yang sangat berbahaya. Pencemaran yang diakibatkan oleh limbah B3, cara penanggulangannya pun berbeda dengan pencemaran pada air dan udara. Menurut PP 18 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah B3, pengertian limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan / atau beracun yang karena sifat dan / atau konsentrasinya dan / atau jumlahnya, baik secara langsung dapat mencemarkan dan / atau merusak lingkungan hidup, dan / atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, keangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
Banyak limbah yang tergolong limbah B3, oleh karena diperlukan suatu identifikasi yang dapat digunakan untuk membedakan antara limbah B3 maupun limbah yang lain. Yang tergolong limbah bukan B3 yaitu limbah yang dapat mentaati pengendalian pencemaran air dan udara. Misalnya pada limbah yang logam berat, tetapi dapat diatasi dengan water treatment dan dapat memenuhi standar efluent limabah, maka limbah tersebut tidak dapat diklasifikasikan kedalam limbah B3. Secara umum identifikasi limbah B3 berfungsi untuk  :
1.    mengklasifikasikan atau menggolongkan apakah limbah tersebut merupakan limbah B3 atau bukan.
2.    menentukan sifat limbah tersebut agar dapat ditentukan metode penanganan, penyimpanan, pengolahan, pemanfaatan atau penimbunan.
3.    menilai atau menganalisis potensi dampak yang ditimbulkan tehadap lingkngan, atau kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya
Limbah B3 dapat juga diidentifikasi berdasarkan uji karakteristik limbah. Secara umum karakteristik limbah B3 yaitu mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, bersifat korosif, dan dapat menyebabkan infeksi.

MINYAK ATSIRI


    Minyak atsiri atau minyak terbang (volatile oil) ataupun juga sering disebut sebagai minyak esteris (minyak esensial) merupakan salah satu sisa metabolisme yang disintesa dalam sel kelenjar (glandular cell) jaringan tanaman. Minyak atsiri dapat dihasilkan dari tanaman yaitu dari bagian seperti daun, buah atau kulit buah, akar atau rhizome, batang atau kulit batang, dan bunga.  
    Menurut (Guenther, 1987), minyak atsiri memiliki sifat fisik seperti berbau wangi sesuai aroma tanaman penghasilnya, mempunyai rasa getir (pungent taste), mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, larut dalam pelarut organik seperti (alkohol, eter, petroleum, serat benzena), dan tidak larut dalam air.
    Sedangkan sifat kimia minyak atsiri yaitu tergantung pada berbgai hal seperti tanaman penghasil, kondisi iklim, tempat tumbuh, metode ekstraksi, umur panen, dan cara penyimpanan minyak. Secara umu komponen kimia minyak atsiri terdiri dari :
•    Golongan hidrokarbon (monoterpen, sesquiterpen, diterpen, politerpen, parafin, olefin, serta hidrokarbon aromatik)
•    Oxygenated hydrokarbon, yang terdiri dari persenyawaan alkohol (geraniol, nerol, eugenol, vanillin), aldehida (sitral, sitroneal, sinnamaldehida), keton, ester, dan ether.
Minyak atsiri di Indonesia sangat potensial dikembangkan. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki lebih dari 160 jenis tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri. Sedangkan dalam dunia perdagangan  terdapat 80 jenis minyak atsiri dan Indonesia memiliki 40 jenis, tetap baru 12 yang masuk perdagangkan Internasional. Contoh minyak atsiri yang dihasilkan di Indonesia adalah nilam, sereh wangi, kenanga, pala, jahe, lada, akar wangi, serata cengkeh.
Komoditas minyak atsiri sangat dibutuhkan dalam berbagai industri seperti industri parfum, kosmetika, obat-obatan, serta industri makanan dan minuman. Contoh jenis minyak atsiri dan tanaman penghasilnya yang sudah berkembang di Indonesia :
Nama minyak    Nama dagang    Nama tanaman     Kegunaan/fungsi
Nilam    Patchouli Oil    Pogestemon cablin    Parfum, sabun
Serai wangi    Citronella Oil    Andropgon nardus    Parfum, sabun
Akar wangi    Vetiver Oil    Vetiveria zizanoides    Parfum, sabun
Kenanga    Cananga Oil    Canangium odoratum    Parfum, sabun
Cendana    Sandalwood Oil    Santalum album    Parfum, sabun
Kayu putih    Cajuput Oil    Melaleuca leucadendron    Farmasi
Daun cengkeh    Clove leaf Oil    Syzigium aroamticum    Rokok, parfum, farmasi, makanan
Gagang cengkeh    Clove Stem Oil    Syzigium aroamticum    Idem
Bunga cengkeh    Clove bud Oil    Syzigium aroamticum    Idem
Pala    Nutmeg Oil    Myristica fragrans    Makanan, rokok
Lada    Black papper oil    Piper nigrum    Makanan, minuman
Jahe    Ginger Oil    Zingiber officinale    Makanan, minuman
    
    Prouksi minyak atsiri dapat dilakukan dengan penyulingan. Tujuan dari penyulingan yaitu untuk menghasilkan minyak atsiri dari tanaman aromatik yang mempunyai kandungan minyak atsiri tetapi sulit untuk diekstrak pada kondisi lingkungan normal. Minyak atsiri susah untuk didapatkan karena minyak ini terdapat dalam kantung minyak yang terdapat dalam jaringan tumbuhan. Hasil penyulingan minyak atsiri sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor tersebut yaitu antara lain :
•    Jenis dan penanganan bahan baku yang akan disuling
•    Jenis, distribusi, dan uap yang akan digunakan
•    Bahan penyusun katel penyulingan
•    Dimensi alat penyulingan dan metode penyulingan yang digunakan
Penyulingan merupakan suatu proses pemisahan secara fisik suatu campuran dua atau lebih produk yang mempunyai titik didih berbeda dengan cara mendidihkan terlebih dahulu komponen yang mem[unyai titik didih rendah agar terpisah dari campuran. Metode dalam penyulingan ada tiga, yaitu :
•    Penyulingan dengan air (water distilation)
•    Penyulingan dengan uap dan air (steam and water distilation)
•    Penyulingan dengan uap langsung (steam distilation)

   

KARBOHIDRAT DAN SUMBERNYA

Karbohidrat merupakan sumber energi utama manusia dan hewan. Karbohidrat dihasilkan oleh tanaman seperti padi-padian atau serealia, kacang- kacangan, umbia- umbian, dan gula.  Sumber karbohidrat tersebut dapat diolah menjadi berbagai jenis produk seperti bihun, mie, roti, tepung, seloai, sirup, dan sebagainya.
    Karbohidrat merupakan senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Contoh senyawa yang merupakan karbohidrat yaitu glukosa (C6H12O6), sukrosa (C12H22O11), dan sellulosa (C6H10O5). Rumus umum karbohidrat yaitu Cn(H2O)m.
    Nama lain dari karbohidrat yaitu sakarida yang berasala dari bahasa arab “sakkar” yang berarti gula. Hal ini di karenakan rasa dari karbohidrta sendiri yang memiliki rasa manis. Karbohidrat digolongkan menjadi tiga yaitu monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat terhidrolisis oleh larutan asam menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Disakarida merupakan senyawa yang terbentuk dari gabungan dua monosakarida. Senyawa inidapat terhidrolisis oleh laruran asam dalam air menjadi molekul monosakarida. Sedangkan disakrida merupakan jenis karbohidrat yang merupakan gabungan dari banyak molekul monosakarida.
    Contoh sumber karbohdrat yang sudah umum kita jumpai adalah beras. Beras merupakan biji dari tanaman padi Oryza sativa. Jenis beras yaitu brown rice, white rice (polished rice), rice enrichment (beras sosoh), Quick-cooking rice, serat parboiled rice. Brown rice merupakan padi tanpa sekam yang pengolahannya tidak mengalami penyosohan. Keunggulan dari beras jenis ini yaitu kaya serat dan thiamin serta memiliki umur simpan yang lama dan tidak bersifat kamba (makan tempat). Sedangkan kekurangan dari beras jenis yaitu waktu memasak menjadi lebih lama. White rice merupakan beras yang telah dihilangkan bran dan germ-nya. Beras ini terdiri dari 90 % endosperma dan 9 % thiamin. Sementara rice enrichment merupakan beras dengan kandungan nutrisi yang rendah terutama kandungan vitamin B. Usaha untuk menambah nutrisi dilakukan dengan penambahan nutrien bubuk, namun nutrien tersebut akan hilang saat pencucian sehingga Kandungan Vit B masih rendah. Kekurangan vitamin B dapat berdampak pada munculnya penyakit seperti ber-beri.  Quick-cooking rice merupakan beras yang memiliki manfaat sebagai food emergency yang digunakan di USA dan Jepang. Beras ini memiliki keunggulan yaitu waktu memasak yang relatif lebih cepat ( ± 20 menit). Parboiled rice merupakan beras yang direndam dalam air panas sebelum penghilangan sekam dan bekatul.
    Beras memilik berbagai manfaat seperti makanan pokok, snack serealia (beras utuh),  makanan bayi dan komposit flour (tepung beras), angkak, brem, vinegar, bedak dan lainnya.
    Sumber karbohidrat yang lain yaitu jagung. Jagung dihasilkan dari tanaman jagung (Zea mays) yang menghasilkan produk utama berupa biji jagung. Limbah dari jagung yaitu berupa limbah ligmoselulosa seperti pelepah, klobot, dan tongkol jagung. Pelepah digunakan sebagai makanan ternak, klobot digunakan sebagai kemasan rokok, sedangkan tongkol jagung dapat dibuat menjadi berbagai bahan baku industri seperti xilitol, sorbitol, maupun furfural.
    Jagung dapat dibedakan menjadi berbagai macam jenis. Berdasarkan kualitas, kuantitas, dan pola komposisi endosperma jagung dibedakan menjadi :
    Dent
    Flint
    Flour
    Sweet
    Pop
    Pod
    Waxy
Berdasarkan umur tanaman jagung dibedakan menjadi :
    Berumur pendek (genjah)     : berumur 75-90 hari
    Berumur sedang (tengahan)     : berumur 90-120 hari
    Berumur panjang         : berumur lebih dari 120 hari
Syarat umum standar mutu jagung yaitu sebagai berikut :
    Bebas hama dan penyakit
    Bebas dari bau busuk, bau asing, asam dan bau lainnya
    Bebas dari bahan kimia dari memiliki suhu normal

Sabtu, 02 Juni 2012

pujopijeh's punya: Jagung sebagai Sumber Pangan Bernutrisi danBernila...

pujopijeh's punya: Jagung sebagai Sumber Pangan Bernutrisi danBernila...: Pemanfaatan Jagung sebagai Sumber Pangan Bernutrisi dan Bernilai Ekonomi serta sebagai Sumber Energi Potensial Kebutuhan pang...

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA DAN RESIKO DI RUANG GENSET


Bahaya yang terjadi pada ruang genset antara lain adalah kebakaran, kebisingan yang beresiko pada tulinya para pekerja, bahaya ledakan dari genset, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, bahaya debu dan asap,  getaran serta suhu yang dapat mengganggu kesehatan pekerja.
Banayak cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi bahaya yang ditimbulkan dari ruang genset. Misalnya, untuk mengurangi bahaya kebisingan yang ditimbulkan dari genset maka dinding dari ruangan genset perlu dilapisi dengan isolator khusus sehingga dapat meredam suara bising yang ditimbulkan dari genset. Dengan meredam suara bising yang ditimbulkan genset tersebut maka bahaya dan resiko dari rusaknya pekerja dapat dicegah dan dikurangi.
Pada umumnya penanggulangan bahaya kebisingan adalah :
•    Terhadap sumbernya
-    Desain akustik, dengan mengurangi vibrasi
-    Substitusi alat
•    Terhadap penerimanya
-    Pemasangan alat pelindung telinga
Selain bahaya kebisingan, diruangan genset juga berpotensi menyebabkan kebakaran dan ledakan. Potensi kecelaaan tersebut dapat dicegah dan ditanggulagi dengan suatu upaya penanggulangan yang baik. Upaya tersebut misalnya pada bahaya kebakaran yaitu dilakukan dengan pemasangan alat penaggulangan kebakaran seperti Fire Extinguisher, Hydrant, serta Hydrant Box. Fire Extinguisher merupakan tabung berisi gas CO2 yang sangat mudah pemakainnya. Tabung ini harus diletakkan pada area yang mudah terlihat sehingga mudah dalam penanggapannya. Sedangkan untuk Hydrant, maka alat tersebut harus diletakkan pada luar ruangan dengan jarak maksimal 20 m dari bangunan. Sementara untuk pemasangan hydrant box yaitu dipasang pada titik tertentu pada bangunan yang mudah terjangkau. Selain itu juga dipasang alat peringatan bahaya seperti alarm. Pencegahan dari bahaya kebakaran antara lain yaitu konstruksi bangunan yang tahan api,  penyimpanan bahan yang mudah terbakar yang baik, pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya bahaya kebakaran, jalan untuk menyelamatkan diri, serta tersedia perlengkapan dan penanggulangan kebakaran.

Untu bahaya berupa kecelakaan akibat hubungan dengan instalasi listrik pencegahan dapat dilakukan dengan pemasangan alat listrik yang benar.  Selain kabel- kabel dari genset juga harus merupakan kabel yang berstandar dan di bungkus dengan suatu pelindung untuk melindungi dari terbukanya kabel yang dapat menyebabkan terjadinya hubungan arus pendek.

Selain bahaya tersebut diatas mesin genset juga menghasailkn asap yang berbahaya serta debu. Untuk itu pada pada ruang genset harus dilengkapi dengan cerobong pembuangan asap serta alat penghisap debu. Cerobong penghisap asap tersebut harus menjulang tinggi sehingga tidak membahayakan masyrakat sekitar.
Getaran pada ruang genset juga membahayakan pekerja. Penanganan yang harus dilakukan yaitu misalnya dengan memasang alat peredam dari getaran.
Untuk pengawasan jarak jauh maka diperlukan kamera CCTV dan acces control, sehingga pengawasan dapat dilakukan setiap waktu untuk meminimalisasi bahaya di ruangan tersebut.

PERAWATAN DAN ALAT DIRUANG GENSET

Ruang genset harus selalu bersih dan rapi dari semua pengotor yang dapat timbul diruang genset seperti debu maupun pelumas dari genset itu sendiri. Untuk debu maka dalam ruangan genset harus terpasang alat penghisap debu. Selain itu juga perlu dilakukan pembersihan secara berulang untuk menjaga kebersihan dari ruang genset itu sendiri.
    Untuk perawat dari alat yang ada diruang genset sendiri  misalnya adalah perawatan genset. Agar genset dapat bertahan lama perlu diperhatikan hal-hal berikut:
-    Pastikan selalu mengganti oli mesin yang sesuai dengan petunjuk yang ada buku pedoman
-    Untuk pemakaian yang agak jarang, pemanasan mesin genset bisa dilakukan setiap  satu minggu sekali. Agar sirkulasi oli dalam ruang mesin tetap terjaga.
-    Gunakan genset sesuai dengan kapasitas standard yang diajukan
Dengan perawatan yang teratur maka genset akan awet dan dapat bekerja secara maksimal.





Keunggulan Agroindustri dalam Perekonomian

Agroindustri merupakan kegiatan industri yang mengacu pada pengolahan bahan baku pertanian sehingga akan menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai tambah tersendiri. Basis dari kegiatan agroindustri yaitu terhadap peningkatan nilai tambah dari hasil pertanian. Hasil pertanian tersebut merupakan hasil pertanoian dalam arti luas. Jadi pertanian disini termasuk juga kehutanan, perikanan, peternakan, dan perkebunan, serta pengolahan hasil bumi yang lain. Pertanian sendiri diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, serta sumber enrgi dan pemeliharaan lingkungan hidup.
Agroindustri memiliki keunggulan tersendiri jika dibandingkan dengan sektor lain. Keunggulan tersebut salah satunya yaitu tahan akan krisis. Pengalaman masa lalu membutuktikan bahwa agroindustri tetap jaya dan maju, walaupun terjadi krisis global, sedangkan sektor lain mengalami keterpurukan. Sebagai contoh yaitu terjadinya krisis tahun 1997-1998 dimana sektor agroindustri mampu bertahan dalam jumlah unit yang dioperasikan. Sektor agroindustri yang tetap barjalan pada masa tersebut misalnya adalah sektor kelapa sawit, pengolahan berbasis ubi, dan sektor perikanan.
Pada masa sekarang pun sektor tersebut masih potensial untuk tetap berjaya ditengah maraknya industri lain. Isu yang sedang dibicarakan pada masa kini yaitu adanya pemanasn global, sehingga semua sektor dalam kehidupan perlu melakukan langkah untuk mengurangi emisi gas. Salah satu cara yang sedang hangat dibicarakan yaitu mengganti bahan bakar minyak bumi dengan bioetanol. Bioetanol merupakan produk agroindustri yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Bioetanol yang dapat dibuat dengan bahan baku singkong ataupun umbi-umbian yang lain. Bahan-bahan tersebut, masih banyak terdapat di indonesia, namun pemanfaatan masih hanya sebatas untuk bahan pangan. Oleh karena itu dengan adanya sentuhan agroindustri yang lebih komplek bahan tersebut akan dapat dimanfaatkan menjadi bioetanol yang mampu menurunkan angka emisi polutan dari BBM.  Selain dapat mengurangi emisi gas, adanya bioetanol juga diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat akan pentingnya tanaman pertanian, terutama tanaman yang dapat dimanfaatkan menjadi bioetanol. Bioetanol tersebut juga dapat memberikan nilai tambah terseendiri terhadap bahan bakunya  tersebut. Bioetanol juga memiliki keunngulan lain seperti jika dicampurkan dengan bahan bakar lain misal bensin maka akan menjadi bensin super dengan angka oktan yang tinggi, yaitu mencapai 98.
Bioetanol dapat menjadi bahan yang dapat mel;indungi lingkungan. Namun dibalik keunggulan tersebut bioetanol belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan dan diketahui oleh masyarakat awam. Hal ini dikarenakan proses pembuatan dari bioetanol yang tergolong sulit, sehingga hanya dapat dilakukan oleh ahli. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu kegiatan yang mampu mengingatkan akan pentingnya bioetanol dalam kehidupan. Selain itu masyarakta awam juga perlu diberi tahu kan bioetanol secara lebih mendalam.
    Agroindustri 80 % dipengaruhi oleh adanya ketersediaan sumber daya alam dari sektor pertanian. Oleh karena itu untuk memajukan sektor agroindustri, maka diperlukan usaha secara serempak dari tiap elemen masyarakat untuk ikut berupaya dalam usaha untuk meningkatkan  sektor pertanian. Dengan meningkatnya sektor pertanian maka secara tidak langsung sektor agroindustri akan berkembang dengan sendirinya. Kendala dalam agroindustri yang perlu di hilangkan diantaranya adalah kurangnya  minat investor terhadap sektor agroindustri dan kurangnya ekspor produk indonesia. Kebanyakan ekspor yang dilakukan oleh indonesia berupa bahan mentah, sehingga kurang memberikan nilai tambah.

peralatan penegcil ukuran (Size Reduction Equipment)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
        Pengecilan ukuran merupakan salah satu proses dalam industri pengolahan bahan pertanian. Operasi ini merupakan salah satu proses dalam rndustri yang sangat penting. Operasi pengecilan ini bertujuan untuk mempermudah proses selanjutnya, sehingga akan lebih efektif dalam penanganan pasca panen komoditas pertanian.  Operasi ini merupakan pengembangan dari operasi empiris yang biasanya hanya dilakukan tanpa menggunakan mesin. Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka operasi pengecilan ukuran pun dilakukan dengan bantuan mesin.
    Dalam dunia industri pengecilan dapat dibedakan menjadi pengecilan yang ekstrim dan pengecilan yang relatif masih berukuran besar misalnya hanya dengan pemotongan yang menghasilkan bentuk khusus. Pengecilan biasanya dilakukan dengan dua operasi yaitu operasi basah dsan operasi kering. Terdapat tiga gaya yang digunakan dalam operasi pengecilan yaitu dengan penekanan, pukulan, dan sobekan atau potongan. Ketiga cara tersebut dilakukan sesuai dengan karakteristik bahan yang akan direduksi.
    Penggunaan alat pengecil ukuran bertujuan untuk mendapatlkan efektifitas dalam operasi reduksi sehingga akan mendapatkan hasil yang maksimal. Permasalahn yang sering dihadapi dalam penggunaan mesin pengecil ukran ini adalah penentuan diameter bahan yang diinginkan, sehingga sering dilakukan k operasi pengecilan antara lain yaitu hummer mill, disk mill, multi mill, dan slicer. Mesin tersebut memiliki karakteristik, kelemahan, dan kelebihan tersendiri. Oleh karena diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai mesin pengecil ukuran dan karakteristiknya
B. Tujuan
    Praktikum ini bertujuan ini mempelajari alat pengecil ukuran, karakteristik dan kegunannya dalam industri.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN


A.    Hasil Pengamatan
B.    Pembahasan
    Pengecilan ukuran (sizereduction) artinya membagi bagi suatu bahan padat menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan menggunakan gaya mekanis atau menekan(Anonim,2011). Size reduction merupakan salah satu operasi dalam dunia industry dimana komoditi pertanian dikecilkan ukurannya untuk menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai mutu dan nilai tambah yang tinggi. Operasi pengecilan ukuran terbagi menjadi dua kategori yaitu untuk bahan padatan dan untuk cairan (Smith, 1955).
    Secara umum tujuan dari size  reduction yaitu untuk menghasilkan padatan dengan ukuran maupun spesifik permukaan tertentu dan memecahkan bagian dari  mineral atau Kristal dari persenyawaan kimia yang terpaut pada padatan tertentu  (Indra, 2012). Selain itu menurut Brennan et.al. (1974), pengecilan ukuran bertujuan untuk membantu proses ekstraksi, memperkecil bahan sampai dengan ukuran tertentu dengan maksud tertentu, memperbesar luas permukaan bahan untuk proses lebihlanjut, danmembantu proses pencampuran.
    Dalam dunia industri, Menurut Henderson dan Perry (1982), dikenal dua macam pengecilan. Pengecilan ini pada prinsipnya yaitu diklasifikasikan berdasarkan pada produk akhir yang dihasilkan yang dibagi menjadi dua yaitu pengecilan ekstrim dan pengecilan yang relatif masih berukuran besar. Pengecilan ekstrim maksudnya yaitu pengecilan ini menghasilkan produk dengan ukuran yang jauh lebih kecil daripada sebelum dikecilkan. Sedangkan pengecilan yang kedua yaitu pengecilan dimana produk yang dihasilkan masih berdimensi besar atau nisbah produk akhir dengan awalnya tidak terlalu signifikan. Contoh pengecilan ektrim adalah pengecilan ukuran dengan mesin penggiling dimana hasil produk gilingan adalah bahan dengan ukuran yang relatif sangan kecil, misalnya tepung. Sedangkan contoh opererasi yang kedua yaitu pemotongan dimana operasi ini menghasilkan bahan dengan ukuran yang relatif masih besar.
    Tipe mesin Size reduction (pengecilan ukuran) terbagi menjadi empat tipe yaitu cutter (pemotongan), Crusher (penghancuran), grinder dan milling (penggilingan). Operasi pemotongan biasanya dilakukan pada buah dan sayur yaitu untuk canning, penghancuran yaitu diaplikasikan pada proses choping pada batang jagung untuk pakan ternak, grinding untuk batu kapur dan bebijian, dan milling untuk menghasilkan tepung (Raharjo, 1976).
    Tipe mesin size reduction yang pertama adalah Crusher. Crusher  merupakan Alat size reduction yang memecahkan bongkahan padatan yang besar menjadi bongkahan‐bongkahan yang lebih kecil, dimana ukurannya sampai batas beberapa inch.  Crusher terbagi menjadi dua yaitu Primary crusher dan Secondary crusher. Primary crusher Mampu beroperasi untuk segala ukuran feed. Produk yang dihasilkan mempunyai ukuran 6‐10 inch. Sedangkan secondary crusher Mampu beroperasi dengan ukuran feed, seperti di produk primary crusher dengan ukuran /4 inch. Tipe mesin size reduction yang kedua yaitu cutter (pemotong). Mesin tipe ini mempunyai cara kerja yang berbeda dengan size reduction sebelumnya. Pada cutter ini, cara kerjanya dengan memotong. Alat ini dipakai untuk produk ulet dan tidak bisa diperkecil dengan cara sebelumnya. Ukuran produk  yaitu 2‐10 mesh. Tipe mesin yang terakhir yaitu grinder dan miller. Mesin tipe ini  beroperasi untuk memecah bongkahan yang dihasilkan crusher, sehingga bongkahan ini menjadi bubuk. Untuk intermediate grinder, produk yang dihasilkan ± 40 mesh. Ultrafine grinder hanya dapat menerima ukuran feed lebih kecil /4 mesh.
  Gb. 1.1 crusher
  Gb. 1.2 Grinder
  Gb. 1.3 cutter
Sumber : https://www.google.co.id/search?hl=id&q=mesin+pengecil+ukuran
Pada intinya fungsi dari pengecilan ukuran adalah untuk mempermudah dalam proses penyimpanan, untuk mempermudah dalam proses pengolahan, untuk mempermudah dan mempercepat dalam proses pengeringan, dan untuk selanjutnya diekstrak.
    Terdapat 4 prinsip size reduction yaitu kompresi (tekanan), impact atau pukulan, atrisi, dan slice atau cutting. Kompresi adalah pengecilan ukuran dengan tekstur yang keras. Impact digunakan untuk bahan padatan dengan tekstur kasar .Atrisi atau gerus digunakan untuk menghasilkan produk dengan tekstur halus. Cutting atau slicing digunakan untuk menghasilkan produk dengan ukuran dan bentuk tertentu.
    Pada prakltikum ini dikenalkan beberapa macam alat pengecil ukran yang meliputi hummer mill, disk mill, multi mill, dan slicer. Alat yang pertama kali dikenalkan yaitu slicer. Slicer memiliki prisip yaitu memotong bahan. Penggunaan alat ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan yaitu dengan mengganti pisaunya. Terdapat tiga macam pisau pada slicer yaitu pisau dengan ketebalan 1 mm, 0,5 cm dan pisau dengan bentuk bundaran. Ketiga pisau tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Misalnya pisau dengan ketebalan 1 mm untuk memotong soingkong, pisau bulat untuk memotong bahan dengan hasil memanjang misalnya cabe.
  Gb. 2 Slicer
Sumber : http://www.google.co.id/imgres?
    Alat yang kedua yang diperkenlakan dalam praktikum ini yaitu hummer mill. Hummer mill merupakan alat pengecil ukuran yang menggunakan aplikasi dari gaya pukul (impact force). Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan menggerakan palu-palu. Palu-palu tersebut digerakkan oleh motor listrik mupun motor diesel gerakan memutar. Rotor dengan kecepatan tinggi akan memutar palu-palu pemukul di sepanjang lintasannya sehingga bahan yang masuk akan terpukul oleh palu dan terjadi proses tumbukan, dimana bahan akan saling bertumbukan dengan dinding, sesama bahan maupun dengan palu pemukul tersebut. Proses tersebut akan berlangsung secara terus-menerus sampai didapatkan bahan yang lolos dari saringan. Dalam prosesnya, selain terjadi gaya pukul juga terjadi gaya sobek.
 Gb. 3 Hummer mill
Sumber : https://www.google.co.id/
    Menurut Wiratakusumah (1992), Penggiling palu merupakan penggiling yang serbaguna, dapat digunakan untuk bahan kristal padat, bahan berserat dan bahan yang agak lengket. Pada skala industri penggiling ini digunakan untuk lada dan bumbu lain, susu kering, gula dan lain-lain. Menurut Mc Colly (1955), penggunaan hammer mill mempunyai beberapa keuntungan antara lain adalah : konstruksinya sederhana, dapat digunakan untuk menghasilkan hasil gilingan yang bermacam-macam ukuran, tidak mudah rusak dengan adanya benda asing dalam bahan dan beroperasi tanpa bahan, serta biaya operasi dan pemeliharaan lebih murah dibandingkan dengan burr mill. Sedangkan beberapa kerugian menggunakan hammer mill antara lain adalah : biasanya tidak dapat menghasilkan gilingan yang seragam, biaya pemasangan mula-mula lebih tinggi dari pada menggunakan burr mill, dan untuk gilingan permulaan atau gilingan kasar dibutuhkan tenaga yang relatif besar sampai batas-batas tertentu.
Hummer mill memiliki bagian-bagian yaitu antara lain saringan yang terbuat dari plat baja, pemukul baja yang berputar pada porosnya, dan corong pemasukkan. Adapun susunan pemukul baja menurut Smith (1955), yaitu :



                                   


Gb.1 susunan pemukul baja pada hummer mill
Bagian utama dari hammer mill adalah corong pemasukan, pemukul, corong pengeluaran, motor penggerak, alat transmisi daya, rangka penunjang dan ayakan.  Corong pemasukan terbuat dari plat esher 1.5 mm, bagian atas dari corong pemasukan berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 350 mm x 350 mm dan bagian bawahnya menyempit sampai 90 mm x 50 mm dengan kemiringan dinding corong 40o. Fungsi corong ini adalah sebagai tempat memasukkan bahan yang akan dimilling yaitu untuk memeprmudah pemasukannya. Bagian yang kedua yaitu pemukul. Pemukul terbuat dari stainles steel. Ukuran pemukul 100 mm x 25 mm x 5 mm dan pada kedua sisi pemukul dibuat tajam, dengan tujuan agar sisi pemukul yang satu dapat menggantikan sisi pemukul yang sudah tumpul dengan cara membalik posisi. Pemukul dipasang dengan posisi horizontal dengan jumlah lima pasang yang disatukan oleh empat buah poros yang terbuat dari stainless steel dengan berdiameter 10 mm dipasang vertikal. Bagian selanjutnya yaitu saringan. Saringan merupakan bagian yang sangat vital pada hummer mill. Sebab saringan akan menentukan hasil yang diinginkan. Jika saringannya kecil maka akan didapatkan produk yang juga berdiamter kecil. Saringan bertanggung jawab akan ukuran hasil dari prose milling.  Selanjutnya yaitu corong pengeluaran. Corong pengeluaran terbuat dari plat esher 1.5 mm yang berbentuk kerucut terpancung pada posisi terbalik. Diameter corong adalah 550 mm dan diameter bawahnya adalah 120 mm. Bagian yang selanjutnya yaitu ayakan. Alat ini berukuran 600 mm x 600 mm yang mana konstruksinya terbuat dari kayu dengan bentuk seperti trapezium dan kostruksi penyangga terbuat dari plat siku 25 mm x 25 mm x 2.5 mm dengan ukurannya sama dengan ukuran ayakan. Posisi ayakan ini adalah miring dengan kemiringan 10oC, ini bertujuan untuk memudahkan gerak dari transmisi yang menggerakkan ayakan dan mempercepat proses pengayakan. Bagian yang lain yang paling adalah motor penggerak yang berfungsi untuk menggerakan pemukul baja. Motor penggerak pada praktikum ini yang diogunakan adalah motor diesel.
Mesin pengecil ukuran yang diperkenalkan dalam praktikum ini selanjutnya adalah disk mill. Disc mill merupakan mesin pengecil ukuran yang mempunyai kemampuan menghasilkan bahan yang halus. Prinsip kerja dari mesin ini adalah sama dengan stone mill. Keduanya sama-sama memiliki dua piringan yang dipasangkan pada sebuah shaft. Kedua piringan tersebut akan berputar secara bersamaan dengan arah berlawanan sehingga akan dapat menghancurkan bahan yang digiling. Pada bagian piringan ini terdapat tonjolan-tonjolan yang berfungsi untuk menjepit bahan. Mesin ini merupakan mesin yang memiliki tipe gaya dengan penekanan. Selama proses, bahan akan mengalami gesekan diantara kedua piringan sehingga ukurannya menjadi lebih kecil dan halus sampai dapat keluar melalui mesh (AEL, 1976).
 Gb. 4 disc mill
sumber : http://indonetwork.co.id/tradeoffers/giling-beras.html
Bagian-bagian dari disc mill yaitu corong pemasukkan, dinding penutup dan cakram, corong pengeluaran, ruang sirkulasi udara, dinding penutup dan cakram, serta poros penggerak. Corong pemasukan merupakan bagian yang berfungsi sebagai tempat masuknya bahan yang akan digiling. Pada bagian ini dilengkapi dengan katup pemasukkan untuk mengatur banyaknya bahan yang akan digiling, sehingga pergerakan cakram lancar dan proses penggilingan juga dapat berjalan lancar. Dinding penutup dan cakram berfungsi sebagai pengupas dan penghancur biji karena adanaya gerak putar dari cakram terhadap diniding penutup yang diam. Biji yang terkupas dan hancur itu merupakan akibat dari efek atrisi dan kompresi dari cakram. Selanjutnya yaitu corong pengeluaran. Corong ini berfungsi untuk mempermudah dalam mewadahi bahan keluaran. Hal ini dikarenakan bahan yang keluar merupakan bahan dengan ukuran yang kecil.  Pada disc mill juga dilengkapi juga dilengkapi dengan ruang sirkulasi udara yang berguna untuk mempermudah pemasukkan bahan dan pengeluran bahan dari cakaram penggiling. Poros penggerak dalam hal ini berfungsi untuk menggerakan atau memutar cakram pada disc mill.  Poros penggerak berfungsi untuk memutar silinder pengupas yang digerakkan oleh motor listrik dengan menggunakan puli dan belt sebagai penyalur daya. Pada poros penggerak terdapat pengunci untuk mengatur jarak antar cakram. Semakin kecil jarak antar cakram maka ukuran hasil pengolahan akan semakin halus (Smith, H.P. 1955).
Mesin pengecil yang selanjutnya yaitu multi mill. Mesin ini bekerja dengna menggunakan gaya impact atau pukulan dan potongan. Prinsip kerja dari mesin ini hampir sama dengan hummer mill, perbedaannya yaitu pada pemukul yamng digunakan. Pada multi mill pemukulnya memiliki dua sisi yang bebrbetuk tumpul dan salah satu sisinya lagi berbentuk runcing. Hal ini dikarenakan mesin ini menggunakan sistem pekul dan potong. Hasil gilingan yang dihasilkan oleh mesin ini tidak sehalus mesin disc mill. Pada mesin ini terdapat suatu rotor yang terdapat potongan besi yang memiliki dua ujung, lancip dan tumpul. Besi yang digunakan berbeda dengan hammer mill dimana hammer mill arah putaran vertikal sedangkan pada multi mill arah putaran horizontal sehingga bahan dihancurkan beberapa kali karena rotor sendiri terdiri dari beberapa lapis batangan besi. Berikutnya dengan gaya sentrifugal hasil putaran rotor maka bahan didorong menuju dinding yang telah dilengkapi saringan agar hasil yang keluar seragam. Industri yang sering menggunakan alat ini adalah industri farmasi, kimia, kosmetik, keramik, indsutri serta industri pangan. Multi mill juga ditemukan pada pembuatan pestisida, pupuk, detergen, insektisida, plastik, dan industri resin.
Dalam pengaplikasiannya dalam industri, hammer mill digunakan sebagai pengolah bahan-bahan yang akan dijadikan bumbu dan juga pelet ikan. Sedangkan untuk disk-mill biasa digunakan dalam industri kopi untuk mengubah biji kopi menjadi bubuk kopi maupun pada operasi penepungan lain seperti pembuatan tepung beras maupun tepung jagung. Slicer dalam industri biasanya digunakan pada industri keripik, misalnya keripik singkong, keriping pisang, dan lainnya.



















III. PENUTUP

A. Kesimpulan
Size reduction adalah proses mengecilkan ukuran dari suatu komoditi pertanian untuk menghasilkan suatu produk dengan nilai mutu dan nilai tambah yang tinggi. Tujuannya yaitu untuk mempermudah dalam proses selanjutnya seperti untuk mempermudah dalam penyimpanan, mempermudah proses pengolahan maupun pengeringan, dan baik untuk pengekstrakan.
    Tipe mesin Size reduction (pengecilan ukuran) terbagi menjadi empat tipe yaitu cutter (pemotongan), Crusher (penghancuran), grinder dan milling (penggilingan). Berdasarkan pada produk akhir yang dihasilkan pengecilan dibagi menjadi dua yaitu pengecilan ekstrim dan pengecilan yang relatif masih berukuran besar
    Terdapat empat prinsip dalam size reduction, yaitu kompresi, impact, atrisi, dan slice. Kompresi adalah pengecilan ukuran dengan tekstur yang keras. Impact digunakan untuk bahan padatan dengan tekstur  kasar. Atrisi atau gerus digunakan untuk menghasilkan produk dengan tekstur halus. Cutting atau slicing digunakan untuk menghasilkan produk dengan ukuran dan bentuk tertentu.
Dalam pengaplikasiannya dalam industri, hammer mill digunakan sebagai pengolah bahan-bahan yang akan dijadikan bumbu dan juga pelet ikan. Sedangkan untuk disk-mill biasa digunakan dalam industri kopi untuk mengubah biji kopi menjadi bubuk kopi.

A.    Saran
Dalam peralatan industri khususnya peralatan industri pertanian, peralatan perlu dilakukan pengecekan berkala untuk menghindari  terjadinya kerusakan. Kerusakan yang terjadi pada alat industri yang digunakan untuk praltikum dapat menghambat dalam penggunaan alat itu sendiri dan juga menghambat jalannya praktikum sehingga praktikan tidak dapat mengetahui cara kerja dari alat tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

AEL. 1976. Schort-und Mischanlagen im Landwirtschaftlichen Betried. Arbeitsgemeinschaft fur Electrizitatsanwendung in der Landwirtschaft e. V., Heft 7
Anonim. 2010. Mesin Pengecil Ukuran [terhubung berkala]. https://www.google.co.id/search?hl=id&q=mesin+pengecil+ukuran
Anonim. 2011. Size Reduction. [terhubung berkala]. http://kimia-    industry.com/2011/03/size-reduction.html [5 Mei 2012].
Brennan, J.G., J.R. Butlers, N.D. Cowell, dan A.E.V. Lilly. 1974. Food Engineering     Operations. Essex : Applied Science Publisher.
Henderson, S.M. dan R.L. Perry. 1982. Agricultural Process Engineering. Inc. Westport : The     AVI Publishing Company.
Indra, Wibawa. 2012. Size Reduction. [terhubungberkala].     http://indrawibawads.com/2012/01/06/alat-pengecil-ukuran-size-    .reduction/[ 5 Mei 2012].
McCabe, W.L. dan J.C. Smith. 1976. Unit Operations of Chemical Engineering. Tokyo : McGraw Hill, Inc
Raharjo, M. 1976. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Purwokerto : Universitas Jendral Soedirman.
Smith, H.P. 1955. Farm Machinery and EquipmentInc.     Fourth Edition, New York : . Mc Graw-Hill Book Co.,
Wiratakusumah, Aman. 1992. Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktur Jenderal Perguruan Tinggi. Pusat Antar Universitas. Bogor : Institut Pertanian Bogor.



TEORI MOTIVASI, TEKNIK PENINGKATAN MOTIVASI KERJA DAN CARA MENGATASI PENURUNAN MOTIVASI


Istilah motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere yang berarti bergerak atau menggerakkan. Motivasi diartikan juga sebagai suatu kekuatan sumber daya yang menggerakkan dan mengendalikan perilaku manusia. Motivasi sebagai upaya yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mengambil suatu tindakan yang dikehendaki, sedangkan motif sebagai daya gerak seseorang untuk berbuat. Karena perilaku seseorang cenderung berorientasi pada tujuan dan didorong oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam konteks pekerjaan, motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong seorang karyawan untuk bekerja. Motivasi adalah kesediaan individu untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi (Stephen P. Robbins, 2001). Ada tiga elemen kunci dalam motivasi yaitu upaya, tujuan organisasi dan kebutuhan. Upaya merupakan ukuran intensitas. Bila seseorang termotivasi maka ia akan berupaya sekuat tenaga untuk mencapai tujuan, namun belum tentu upaya yang tinggi akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan intensitas dan kualitas dari upaya tersebut serta difokuskan pada tujuan organisasi. Kebutuhan adalah kondisi internal yang menimbulkan dorongan, dimana kebutuhan yang tidak terpuaskan akan menimbulkan tegangan yang merangsang dorongan dari dalam diri individu. Dorongan ini menimbulkan perilaku pencarian untuk menemukan tujuan, tertentu. Apabila ternyata terjadi pemenuhan kebutuhan, maka akan terjadi pengurangan tegangan. Pada dasarnya, karyawan yang termotivasi berada dalam kondisi tegang dan berupaya mengurangi ketegangan dengan mengeluarkan upaya.         
Pada umumnya kinerja yang tinggi dihubungkan dengan motivasi yang tinggi. Sebaliknya, motivasi yang rendah dihubungkan dengan kinerja yang rendah. Kinerja seseorang kadang-kadang tidak berhubungan dengan kompetensi yang dimiliki, karena terdapat faktor diri dan lingkungan kerja yang mempengaruhi kinerja. Kinerja yang tinggi adalah fungsi dan interaksi antara motivasi, kompetensi dan peluang sumber daya pendukung.
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang motivasi salah satunya yaitu teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Menurut Abraham Maslow, pada dasarnya karyawan bekerja untuk memenuhi kebutuhan sebagai berikut:
    Kebutuhan fisiologis.
    Kebutuhan rasa aman.
    Kebutuhan social.
    Kebutuhan harga diri.
    Kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut bersifat hierarkis, yaitu suatu kebutuhan akan timbul apabila kebutuhan dasar sebelumnya telah dipenuhi. Setelah kebutuhan fisiologis seperti pakaian, makanan dan perumahan terpenuhi, maka kebutuhan tersebut akan digantikan dengan kebutuhan rasa aman dan seterusnya. Sehingga tingkat kebutuhan seseorang akan berbeda-beda dalam bekerja. Seseorang yang kebutuhan hanya sekedar makan, maka pekerjaan apapun akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Cara mencegah penurunan motivasi dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan kuratif dan pendekatan antisipasif. Pendekatan kuratif atau mengatasi adalah melihat apakah masalah yang menimbulkan pengaruh pada motivasi penting atau tidak dalam pekerjaan. Apabila masalahnya tidak terlalu penting maka kita tidak perlu merasa putus asa. Tetapi bila ternyata masalah itu penting dalam pekerjaan, maka bicara secara terbuka dan langsung dengan pihak yang berwenang untuk mendapatkan kesamaan persepsi sehingga jalan keluarnya dapat ditemukan, misalnya atasan atau konselor. Bila pihak yang berwenang tidak dapat ditemui secara langsung, hubungi melalui surat atau telepon.
Pendekatan antisipatif yaitu dimana Karyawan sebaiknya bekerja dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya berusaha menenangkan hati sewaktu bekerja dan jangan terganggu dengan perasaan gelisah. Bila merasa gelisah karena hal-hal yang tidak berkaitan dengan pekerjaan, maka sebaiknya menenagkan diri di luar ruang kerja dengan cara yang diyakini berhasil, misalnya dengan berdoa atau yoga. Karyawan disarankan bersikap dan berpikir positif terhadap pekerjaan.



Contoh kasus 1
Di Kota Semarang, beberapa kali para Guru Tidak Tetap ataupun Guru honorer memperjuangkan nasibnya. Hal tersebut menindak lanjuti PP Nomor 43 Tahun 2007 pasal 6 yang menyebutkan Guru Honorer tidak tetap yang dibiayai APBD akan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. Menurut Drs. Akhmad Zaenuri, MM. dalam keterangan resminya di website Dinas Pendidikan Kota Semarang (19 Februari 2009) dalam menanggapi tuntutan GTT, Dinas Pendidikan akan mempelajari regulasinya untuk dapat memperujangkan nasib Guru Honorer dan Guru Tidak Tetap, karena itu diminta Guru Honorer untuk tidak mengurangi motivasinya dalam mengajar dan mari berfikir positif untuk kebaikan bersama. Pemerintah Kota Semarang sendiri dalam APBD 2009 telah menganggarkan tunjangan Guru Honorer / Tidak Tetap sebesar Rp. 1.200.000 selama satu tahun sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan Guru Honorer / Tidak Tetap sehingga dapat meningkatkan motivasi dan kinerja mengajarnya di sekolah.
Contoh kasus 2
Seorang siswa SMU kelas II IPS, laki-laki menunjukan gejala jarang masuk sekolah, sering melanggar tata tertib sekolah, dan prestasi belajarnya rendah. Siswa tersebut sering bolos, terutama kalau akan menghadapi mata pelajaran matematika. Melihat hal itu, akhirnya pihak sekolah melalui guru BK memanggil siswa tersebut dan menanyakan apa sebenarnya yang terjadi sehingga motivasi belajarnya menurun. Dihadapan guru BK ia mengaku kalau sering terlambat atau tidak masuk sekolah dikarenakan ia harus membantu orang tuanya di rumah karena memang ia berasal dari keluarga yang kurang mampu. Namun, untuk kasus sering membolos saat pelajaran matematika, ia mengaku kurang menyukai pelajaran tersebut. Setelah mengetahui permasalahan yang terjadi, ia pun diberi nasehat dan motivasi oleh guru BK. Mengenai latar belakang keluarganya, sang guru berjanji akan berusaha membantu siswa tersebut dengan mencoba mengajukan beasiswa untuknya. Akhirnya, siswa tersebut berjanji akan memperbaiki lagi kesalahannya dan lebih meningkatkan lagi semangat belajarnya di sekolah.
    Dari kedua kasus di atas dapat lihat bahwa untuk kasus yang pertama, cara memotivasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang memakai teknik pemenuhan kebutuhan seperti teori Abraham Maslow, yaitu dengan cara menaikkan gaji para guru honorer sehingga akan meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan motivasi mengajarnya di sekolah.
    Untuk kasus 2, berkaitan dengan cara mencegah penurunan motivasi, yaitu dengan melakukan pendekatan kuratif, dalam hal ini siswa yang mengalami masalah di pertemukan dengan konselor untuk dicari jalan keluarnya. Pendekatan kuratif yang dilakukan berupa nasehat dan bimbingan dari guru BK (konselor) terhadap siswa yang mengalami penurunan motivasi belajarnya di sekolah.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost